Langsung ke konten utama

Seharusnya Tak Sempat Berkata Kasar

Berkata kasar yang saya maksud adalah kata-kata umpatan yang biasanya keluar tak disadari karena kebiasaan sering mengucapkan. “kaki empat lu” “gile lu” “njiir” “njingg” dan sebagainya. Hal yang seringkali membuat saya sedih mendengarnya dan terlebih merasa prihatin adalah jika diucapkan oleh kids jaman now, anak- anak jaman millennium yang lagi seneng-senengnya ikut-ikutan. Saya yakin bahwa mereka pasti tidak tahu betul apa maksud umpatan yang telah mereka ucapkan.

Dan menurut saya kata-kata kasar juga bisa menurunkan wibawa seseorang. Semisal ada eksekutif muda lulusan luar negeri tapi kalau kesandung saja yang pertama keluar fu** atau shi* jadi terlihat tidak berbeda jauh dengan orang yang tidak bersekolah. Seperti terlihat percuma dia jauh-jauh sekolah mencari ilmu untuk menunjang kehidupannya, untuk membangun perusahaan namun lupa memberi pendidikan pada mulutnya sendiri.

Kebiasaan. 
Menurut saya, umpatan dan kata-kata kasar yang keluar terjadi karena kebiasaan. Jadi untuk tidak berkata kasarpun juga perlu suatu kebiasaan yang baik. Sebenarnya cukup mudah untuk menghapus kebiasaan berkata kasar.

Sejak dari bangun tidur mulut ini sudah diajarkan untuk mengucapkan perkataan baik yaitu doa setelah bangun tidur sebagai wujud rasa syukur. Sebelum memulai aktifitas seluruh tubuh juga sudah di ajak untuk menunaikan kewajiban melaksanakan ibadah. Ini adalah langkahlangkah untuk mentreatment hati dan pikiran agar tidak mudah terpancing emosi yang ujung-ujung membuat si mulut berkata kasar.

Di setiap waktu senggang yang kita miliki kita juga diajarkan untuk membasahi mulut dengan bertasbih. Bahkan jika kebanyakan alasan berkata kasar adalah salah satu cara meluapkan kemarahan maka ada istighfar yang memiliki efek meredakan kemarahan.
Bahkan ada ucapan yang lebih bermanfaat daripada meng—aduh saat tertusuk duri, ucapkan saja innalillahi wainna ilaihi raji’un.

Hari-hari pun bisa diisi dengan bertadarus minimal satu juz per hari. Sambil sedikit-sedikit menghafal. Jadi bertambah sedikit peluang untuk berkata kasar.


Ternyata ada banyak alasan untuk tidak berkata kasar. Yuk cobain dari sekarang untuk tidak berkata kasar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I LOVE YOU TODAY

Jujur aku merasa bahagia bisa membagi waktuku denganmu Aku bisa merasa bahagia karena hal kecil yang kau beri Rasanya tak ingin ku menyesali keputusan ini   Kebaikan yang terlihat darimu membuat aku ingin selalu tersenyum Memang kau bukan makhluk sempurna, namun aku merasa lebih baik bila di dekatmu   Aku merasa senang, Tapi aku tak ingin terlalu mencintaimu, karena aku takut. .  Aku takut kelak akan sangat membencimu Rasa benci menjadi hal yang tak ku inginkan Rasa benci bagai hal yang menakutkan   Ku harap cinta yang ada, takkan pernah berubah menjadi rasa benci Ku harap semua hal yang kau beri takkan pernah hilang Perhatian, sayang, senyuman,dan kebaikan Semua itu akan berkurang tapi ku mohon jangan hilangkan  

Angkuh

Terkadang aku merasa begitu angkuh dengan rasa yang ku miliki Aku memang bodoh .. Memang perhatianmu tak seperti apa yang selalu aku inginkan Tapi aku sadar ternyata kamu telah berusaha mengerti diriku yang terlalu susah dimengerti Aku memang angkuh.. Aku merasa, akulah yang paling perhatian, akulah yang selalu membuatmu bahagia Tetapi ternyata aku salah. . Ternyata banyak perhatian yang engkau berikan yang selalu membuatku terenyum Dan terkadang akulah yang tak menyadarinya Maafkan aku jika selama ini aku tak bisa membuatmu selalu tersenyum Maafkan aku karena aku sempat membuatmu kecewa Maafkan aku karena tak banyak yang bisa ku lakukan untukmu Terkadang aku merasa. .. Pantaskah aku di sampingmu? Pantaskah aku untuk mendapat semua perhatian tulusmu?

Aku Mulai Sadar Ternyata Aku Salah

Jikalau dulu aku mengatakan "iya" salah satu alasan terkuat aku mengatakannya adalah aku ingin merubahnya menjadi lebih baik. Dengan sedikit rasa angkuh yang terbesit di dalam hati-sampai tak terasa bahwa aku tengah berada di bawah perasaan sombong-aku mengatakan "ya" dengan tekad yang bulat dengan harapan yang mantap bahwa dia pasti bisa berubah di dekatku. Hari-hari berlalu, benar bahwa aku melihat dia menjadi sosok yang baik menurutku. Aku ajarkan dia hal-hal yang kebaikan yang mendekatkan dia pada Allah. Namun ternyata aku salah. Aku yang sombong ini menganggap bahwa aku berhasil merubahnya. Setelah semuanya berlalu barulah aku menyadarinya, bahwa ternyata manusia tak ada kuasa sedikitpun untuk merubah orang lain. Kita ternyata hanya memiliki kewajiban untuk mengingatkan dan menyampaikan perintah Allah, selebihnya adalah kuasa Allah. Allah lah pemilik hati manusia. Dialah yang membolak balikkan hati manusia. Sejak saat itu bertambah satu kesadaranku bahwa ...