Langsung ke konten utama

Rasa itu. . .

Salahku memendam rasa ini terlalu lama, hingga kini sulit untuk menghilangkanya. Perlahan ada seseorang yang mengisi hatiku, namun rasa itu terkadang mencuat muncul tanpa ku minta.
Sampai kapan aku harus begini, merasakan dua rasa yang berbeda untuk dua orang yang berbeda pula, 
Apakah dia akan memaklumi ketika mengetahui masih ada rasa yang dulu di hatiku? 
Apakah dia mampu menunggu hingga rasa ini benar benar menghilang dari keberadaannya?
Memang ini benar benar salahku, salahku yang sempat tak mau membuka hati bagi siapapun.

Sekarang aku merasa bersalah, karena dalam hatiku masih ada satu rasa yang entah kapan menghilangnya, 
Aku sayang pada dia, tapi tak bisa ku pungkiri rasa ini juga masih ada, Aku merasa jahat kepadanya, Aku takut untuk jujur mengatakan padanya.

Aku sangat menghargai dan menyambut kehadiran dia di hidupku, Akupun menyisakan tempat di hati ini untuknya, tetapi di samping tempat itu, ada tempat untuk rasa yang entah kapan akan pergi, Aku tak bisa memaksakan semuanya, Aku hanya ingin menjalani apa yang ada di depanku, Mencoba membuka hati untuk orang yang menyayangiku adalah jalan yang terbaik untukku.

Aku tak ingin merasa bodoh lagi, setiap hari menunggu seseorang yang entah kapan datangnya, Aku mengharapkan seseorang tanpa ku mengatakan sesuatu padanya,  Aku hanya menjadi pengecut yang memendam semua rasa ini dalam dalam, Aku tak mau berbuat bodoh lagi! !

Tak bisa ku mengusir perasaan itu untuk segera pergi, aku pikir rasa itu telah nyaman di hatiku, Untuk dia yang menyayangiku, maafkan bila aku terlalu munafik untukmu, namun sebisa mungkin aku akan menyayangimu dan semoga dirimu lebih baik dari apa yang selama ini aku tunggu . . .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I LOVE YOU TODAY

Jujur aku merasa bahagia bisa membagi waktuku denganmu Aku bisa merasa bahagia karena hal kecil yang kau beri Rasanya tak ingin ku menyesali keputusan ini   Kebaikan yang terlihat darimu membuat aku ingin selalu tersenyum Memang kau bukan makhluk sempurna, namun aku merasa lebih baik bila di dekatmu   Aku merasa senang, Tapi aku tak ingin terlalu mencintaimu, karena aku takut. .  Aku takut kelak akan sangat membencimu Rasa benci menjadi hal yang tak ku inginkan Rasa benci bagai hal yang menakutkan   Ku harap cinta yang ada, takkan pernah berubah menjadi rasa benci Ku harap semua hal yang kau beri takkan pernah hilang Perhatian, sayang, senyuman,dan kebaikan Semua itu akan berkurang tapi ku mohon jangan hilangkan  

Angkuh

Terkadang aku merasa begitu angkuh dengan rasa yang ku miliki Aku memang bodoh .. Memang perhatianmu tak seperti apa yang selalu aku inginkan Tapi aku sadar ternyata kamu telah berusaha mengerti diriku yang terlalu susah dimengerti Aku memang angkuh.. Aku merasa, akulah yang paling perhatian, akulah yang selalu membuatmu bahagia Tetapi ternyata aku salah. . Ternyata banyak perhatian yang engkau berikan yang selalu membuatku terenyum Dan terkadang akulah yang tak menyadarinya Maafkan aku jika selama ini aku tak bisa membuatmu selalu tersenyum Maafkan aku karena aku sempat membuatmu kecewa Maafkan aku karena tak banyak yang bisa ku lakukan untukmu Terkadang aku merasa. .. Pantaskah aku di sampingmu? Pantaskah aku untuk mendapat semua perhatian tulusmu?

Aku Mulai Sadar Ternyata Aku Salah

Jikalau dulu aku mengatakan "iya" salah satu alasan terkuat aku mengatakannya adalah aku ingin merubahnya menjadi lebih baik. Dengan sedikit rasa angkuh yang terbesit di dalam hati-sampai tak terasa bahwa aku tengah berada di bawah perasaan sombong-aku mengatakan "ya" dengan tekad yang bulat dengan harapan yang mantap bahwa dia pasti bisa berubah di dekatku. Hari-hari berlalu, benar bahwa aku melihat dia menjadi sosok yang baik menurutku. Aku ajarkan dia hal-hal yang kebaikan yang mendekatkan dia pada Allah. Namun ternyata aku salah. Aku yang sombong ini menganggap bahwa aku berhasil merubahnya. Setelah semuanya berlalu barulah aku menyadarinya, bahwa ternyata manusia tak ada kuasa sedikitpun untuk merubah orang lain. Kita ternyata hanya memiliki kewajiban untuk mengingatkan dan menyampaikan perintah Allah, selebihnya adalah kuasa Allah. Allah lah pemilik hati manusia. Dialah yang membolak balikkan hati manusia. Sejak saat itu bertambah satu kesadaranku bahwa ...