Langsung ke konten utama

Seharusnya Ada Sayap di Balik Punggungmu


Dia yang terlihat saat pertama kali mata ini bisa melihat, begitu indah dan cantik . Dan dialah yang perlahan-lahan mengenalkanku pada dunia 


Engkau, begitu lembutnya tanganmu menyentuh diri ini, Kasih sayang tak henti hentinya kau sodorkan untuk diri ini. 
Betapa banyak hal yang telah engkau berikan. Tulus. Itulah yang aku lihat dari setiap tatapanmu. 
Sorot matamu tak pernah memadamkan kasih sayang, terkadang engkau tampak begitu lelah, tapi mengapa engkau tak pernah lelah menyayangiku ?
Sempat, bukan hanya sempat lagi, tetapi terlalu sering aku membuat kau lelah.Tapi lagi-lagi belaian kasih sayang masih terus aku dapatkan.
Sabar. Mungkin Allah telah menciptakan hati kau dengan banyak kapasitas kesabaran. Karena hingga kini aku masih ada di dekapanmu.
Engkau selalu mengatakan kebaikan untukku, meski terkadang aku belum bisa menerima semua perkataan yang telah engkau berikan. 
Membakang sering aku lakukan ketimbang berlapang menerimanya.

Aku sangatlah bersyukur, 
karena kehadiranmu khusus untuk mendampingi diriku, 
karena aku memilikimu, 
dan aku bersyukur sempat membalas setiap pelukan yang engkau berikan dan setiap kasih sayangmu, meski sampai kapan pun tak pernah sebanding yang engkau berikan kepadaku.

Engkau, yang seharusnya memiliki sayap di balik punggungmu, teruslah bersamaku, teruslah menyayangiku, teruslah menatap dan mendekapku, teruslah ada di setiap keberadaanku, teruslah menempatkanku di dalam hatimu

Dan kau yang seharusnya memiliki sayap, aku memanggilmu dengan sebutan ibu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I LOVE YOU TODAY

Jujur aku merasa bahagia bisa membagi waktuku denganmu Aku bisa merasa bahagia karena hal kecil yang kau beri Rasanya tak ingin ku menyesali keputusan ini   Kebaikan yang terlihat darimu membuat aku ingin selalu tersenyum Memang kau bukan makhluk sempurna, namun aku merasa lebih baik bila di dekatmu   Aku merasa senang, Tapi aku tak ingin terlalu mencintaimu, karena aku takut. .  Aku takut kelak akan sangat membencimu Rasa benci menjadi hal yang tak ku inginkan Rasa benci bagai hal yang menakutkan   Ku harap cinta yang ada, takkan pernah berubah menjadi rasa benci Ku harap semua hal yang kau beri takkan pernah hilang Perhatian, sayang, senyuman,dan kebaikan Semua itu akan berkurang tapi ku mohon jangan hilangkan  

Angkuh

Terkadang aku merasa begitu angkuh dengan rasa yang ku miliki Aku memang bodoh .. Memang perhatianmu tak seperti apa yang selalu aku inginkan Tapi aku sadar ternyata kamu telah berusaha mengerti diriku yang terlalu susah dimengerti Aku memang angkuh.. Aku merasa, akulah yang paling perhatian, akulah yang selalu membuatmu bahagia Tetapi ternyata aku salah. . Ternyata banyak perhatian yang engkau berikan yang selalu membuatku terenyum Dan terkadang akulah yang tak menyadarinya Maafkan aku jika selama ini aku tak bisa membuatmu selalu tersenyum Maafkan aku karena aku sempat membuatmu kecewa Maafkan aku karena tak banyak yang bisa ku lakukan untukmu Terkadang aku merasa. .. Pantaskah aku di sampingmu? Pantaskah aku untuk mendapat semua perhatian tulusmu?

Aku Mulai Sadar Ternyata Aku Salah

Jikalau dulu aku mengatakan "iya" salah satu alasan terkuat aku mengatakannya adalah aku ingin merubahnya menjadi lebih baik. Dengan sedikit rasa angkuh yang terbesit di dalam hati-sampai tak terasa bahwa aku tengah berada di bawah perasaan sombong-aku mengatakan "ya" dengan tekad yang bulat dengan harapan yang mantap bahwa dia pasti bisa berubah di dekatku. Hari-hari berlalu, benar bahwa aku melihat dia menjadi sosok yang baik menurutku. Aku ajarkan dia hal-hal yang kebaikan yang mendekatkan dia pada Allah. Namun ternyata aku salah. Aku yang sombong ini menganggap bahwa aku berhasil merubahnya. Setelah semuanya berlalu barulah aku menyadarinya, bahwa ternyata manusia tak ada kuasa sedikitpun untuk merubah orang lain. Kita ternyata hanya memiliki kewajiban untuk mengingatkan dan menyampaikan perintah Allah, selebihnya adalah kuasa Allah. Allah lah pemilik hati manusia. Dialah yang membolak balikkan hati manusia. Sejak saat itu bertambah satu kesadaranku bahwa ...